LOTENG-Wakil Ketua DPRD Kabupaten Lombok Tengah (Loteng) HL Sarjana melaksanakan kegiatan reses masa sidang pertama tahun 2024/2025.
Reses yang dilaksanakan di enam titik dapil 4 meliputi Kecamatan Praya Barat dan Praya Barat Daya tersebut dimulai sejak tanggal 2 Desember. Tujuan reses ini untuk mendengarkan aspirasi masyarakat dan konstituen di daerah pemilihan.
Wakil Ketua DPRD Loteng, HL Sarjana menyatakan, dalam pertemuan pertama dan kedua, dirinya menerima berbagai keluhan dan usulan dari masyarakat. Meskipun secara umum, aspirasi masyarakat kali ini tidak jauh berbeda dengan reses sebelumnya.
Namun,ada beberapa hal yang menjadi sorotan khusus,terutama karena bertepatan dengan musim hujan dan petani mulai bercocok bertanam.
“Sebagian besar masyarakat menyampaikan kebutuhan terkait sektor pertanian, di antaranya adalah perbaikan dan peningkatan jalan usaha tani yang selama ini masih sulit diakses, serta pemenuhan alat pertanian yang lebih memadai,” katanya dengan tegas kemarin.
Selain itu, masyarakat juga mengeluhkan kesulitan dalam memperoleh pupuk yang langka dan mahal. Hal ini menjadi perhatian serius mengingat sektor pertanian adalah sektor utama yang menyokong perekonomian masyarakat di daerah tersebut.
“Di samping itu, beberapa warga juga mengusulkan pembangunan sumur bor dan embung pertanian sebagai langkah antisipasi terhadap musim kemarau yang dapat mengancam hasil pertanian, ” ungkapnya.
Tak hanya sektor pertanian, masyarakat juga mengusulkan perbaikan infrastruktur jalan, terutama jalan kabupaten yang masih banyak dikerjakan setengah-setengah. Masyarakat menilai bahwa pengerjaan jalan yang terhenti karena alasan anggaran yang terbatas tidak sebanding dengan panjang ruas jalan yang harus diperbaiki.
Selain itu, ada permintaan untuk peningkatan status jalan desa menjadi jalan kabupaten guna mendukung aksesibilitas yang lebih baik bagi masyarakat.
“Salah satu isu penting yang juga diangkat adalah terkait penataan lingkungan, terutama dalam mengantisipasi banjir akibat curah hujan yang tinggi. Warga menginginkan adanya sistem drainase yang lebih baik dan pembangunan sumur bor atau embung yang bisa mengurangi dampak banjir di wilayah mereka, ” tuturnya.
Ia menegaskan, infrastruktur di wilayah selatan juga masih belum memdai. Padahal wilayah selatan ini selain menjadi tujuan wisata utama, namun menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar dari sektor pariwisata.
“Hal ini menjadi salah satu perhatian utama dalam diskusi dengan pemerintah daerah sebagai pemegang kebijakan, ” imbuhnya.
Pihaknya berharap agar pemerintah daerah dapat lebih memprioritaskan pembangunan infrastruktur yang merata dan adil, terutama di wilayah pariwisata yang berpotensi besar.
Tak kalah penting, masyarakat juga mengusulkan pengadaam terop di setiap dusun. Itu dianggap penting untuk melindungi warga dari hujan, terutama pada musim hujan yang panjang.
“Kami berjanji akan terus menyuarakan hal ini kepada pemerintah daerah, agar Pemda dapat memberikan perhatian lebih kepada pembangunan infrastruktur dan kebutuhan dasar masyarakat yang selama ini belum terakses dengan baik, ” tutupnya. (01)