LOTENG- Ribuan warga Lombok Tengah (Loteng) yang menjadi PMI ke luar negeri menjadi perhatian serius DPRD Loteng.
Dari data Dinas Tenaga Kerja Loteng tahun ini, sebanyak 6315 warga Loteng mengadu nasib ke luar negeri menjadi PMI, dengan tujuan Malaysia, Hongkong, Taiwan, Singapura dan Arab Saudi.
Ketua Komisi I DPRD Loteng, Ahmad Samsyul Hadi mengatakan, minat warga yang menjadi PMI memang menjadi persoalan yang tidak bisa dihindari. Hal ini karena, minimnya lowongan lapangan pekerjaan di wilayah Loteng ini.
“Kita di Lombok Tengah pengangguran terbukanya berapa, setengah tertutupnya berapa itu yang harus dipastikan,” kata Memet sapaan akrbanya.
Ia mengatakan, jika setiap tahun jumlah warga yang menjadi PMI meningkat dari tahun ke tahun sampai berada diperingkat ke enam nasional, maka pemerintah daerah harus mulai berpikir keras untuk menekan angka warga Loteng menjadi PMI ke luar negeri tersebut.
“Pemerintah harus berfikir keras, ini orang mau dikasih kerjaan apa, soft skill, hard skillnya harus diperiksa. Diberikan kerja sesuai kemampuan kan kita punya BLK itu harus dimanfaatkan,” tegasnya.
Ia menjelaskan, pemerintah dalam hal ini harus meningkatkan tarap hidup yang layak kepada masyarakat, misalkan sekarang skalanya 7 maka tahun berikutnya harus meningkat menjadi 7,5 atau 8.
“Tapi kalau kita menemukan warga yang menjadi PMI terus meningkat setiap tahunnya, masyarakat harus bertanya,” Jelas Ahmad.
Menurutnya, saat ini lapangan kerja di Lombok Tengah masih kekurangan, akan tetapi dengan kawasan selatan berkembang, utara juga berkembang, seharusnya Pemerintah bisa lebih sigap.
“Atau mungkin etos disiplin kerja kita yang kurang dan tidak ahli dibidang, itu yang repot. Akan tetapi Pemerintah harus tetap menyediakan lapangan pekerjaan,” tutupnya.(01)