LOMBOK TENGAH—– Beberapa minggu terakhir viral seseorang dengan akun facebook Junardi Tastura, yang mengunggah video terkait persoalan eceng gondok di Bendungan Batujai, Lombok Tengah, yang tak kunjung usai.
Upaya pemerintah untuk menangani tanaman air tersebut dengan mengerahkan alat berat hampir sepanjang tahun menurut Junardi sebagai upaya yang tidak efektif dan buang-buang anggaran.
Unggahan tersebut memantik banyak komentar pro dan kontra. Untuk di ingat bersama, persoalan eceng gondok Bendungan Batujai ini telah menjadi masalah sejak lama. Mungkin bagi seorang Junardi, eceng gondok ini lama-lama bikin gondok (jengkel) juga.
Bendungan Batujai di Lombok Tengah merupakan salah satu sumber daya air yang vital bagi masyarakat setempat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, bendungan ini menghadapi masalah serius akibat invasi eceng gondok (Eichhornia crassipes).
Tanaman air ini tumbuh dengan cepat, menghalangi aliran air, mengurangi kualitas air, dan berdampak negatif pada ekosistem serta aktivitas ekonomi setempat.
Meski upaya pengerukan menggunakan ekskavator terus menerus telah dilakukan oleh pemerintah daerah, hasilnya belum optimal. Justru, eceng gondok terus tumbuh kembali dengan cepat.
Permasalahan ini memerlukan pendekatan yang lebih komprehensif dan berkelanjutan. Salah satu solusi yang patut dipertimbangkan adalah pemanfaatan eceng gondok menjadi produk bernilai ekonomi dengan melibatkan masyarakat setempat.
Pemanfaatan Eceng Gondok: Peluang dan Tantangan
Eceng gondok sebenarnya memiliki potensi ekonomi yang besar. Tanaman ini dapat di olah menjadi berbagai produk seperti kerajinan tangan, kompos, biogas, dan bahkan pakan ternak.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk memanfaatkan eceng gondok secara maksimal:
- Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat
Pemerintah daerah harus mengadakan pelatihan bagi masyarakat tentang cara mengolah eceng gondok menjadi produk yang bernilai ekonomi. Ini dapat melibatkan kerja sama dengan lembaga pendidikan dan organisasi non-pemerintah yang berpengalaman dalam bidang tersebut.
- Pengembangan Industri Kerajinan
Eceng gondok dapat diubah menjadi produk kerajinan tangan seperti tas, topi, dan anyaman. Produk-produk ini memiliki nilai jual tinggi dan dapat dijadikan sebagai oleh-oleh khas Lombok. Dengan bimbingan dan pelatihan yang tepat, masyarakat dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan menarik pasar yang lebih luas.
- Produksi Kompos dan Pakan Ternak
Eceng gondok mengandung banyak nutrisi yang baik untuk tanaman dan ternak. Dengan teknologi sederhana, eceng gondok dapat diolah menjadi kompos atau pakan ternak, yang tidak hanya membantu mengurangi masalah lingkungan, tetapi juga meningkatkan hasil pertanian dan peternakan masyarakat.
- Pengembangan Energi Terbarukan
Eceng gondok juga bisa diolah menjadi biogas melalui proses fermentasi anaerobik. Biogas ini dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan, menggantikan penggunaan kayu bakar atau gas elpiji.
Peran Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah memiliki peran penting dalam mewujudkan solusi ini. Langkah-langkah yang perlu diambil antara lain:
- Penyediaan Sarana dan Prasarana
Pemerintah harus menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mengolah eceng gondok, seperti mesin pencacah, komposter, dan alat-alat kerajinan. Infrastruktur yang memadai akan memudahkan masyarakat dalam mengolah tanaman ini.
- Pembentukan Koperasi atau Kelompok Usaha Bersama
Dengan membentuk koperasi atau kelompok usaha bersama, masyarakat dapat lebih mudah mengakses modal dan pasar. Koperasi juga dapat berfungsi sebagai wadah untuk berbagi ilmu dan pengalaman serta meningkatkan daya tawar produk di pasaran.
- Promosi dan Pemasaran
Pemerintah daerah harus aktif dalam mempromosikan produk-produk hasil olahan eceng gondok melalui berbagai media dan pameran. Kerja sama dengan sektor pariwisata juga penting untuk menjadikan produk ini sebagai oleh-oleh khas yang diminati wisatawan.
- Pengawasan dan Evaluasi
Pengawasan yang ketat terhadap pelaksanaan program ini diperlukan agar berjalan sesuai rencana. Evaluasi secara berkala juga penting untuk mengetahui hambatan yang dihadapi dan melakukan perbaikan yang diperlukan.
Jadi pemanfaatan eceng gondok di Bendungan Batujai bukan hanya solusi untuk masalah lingkungan, tetapi juga dapat menjadi peluang ekonomi yang menguntungkan bagi masyarakat Lombok Tengah.
Dengan pendekatan yang tepat dan keterlibatan aktif dari pemerintah serta masyarakat, eceng gondok dapat diubah dari masalah menjadi berkah. Melalui pelatihan, pemberdayaan, dan pengembangan industri berbasis eceng gondok, kita dapat menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menjaga kelestarian lingkungan.
Jadi penulis berharap, inilah saatnya bagi kita semua untuk bergandengan tangan, bekerja bersama menuju Lombok Tengah yang lebih baik dan berkelanjutan.***