BATUKLIANG–Objek wisata Embung Penimpoh, Desa Barabali, Kecamatan Batukliang, Lombok Tengah (Loteng), kini semakin menarik untuk di kunjungi.
Pasalnya, selain dilengkapi banyak perahu kano. Wisata tersebut juga di dilengkapi dengan fasilitas hammock kain gratis. Dimana, Hammock ini merupakan sebutan untuk ayunan yang terbuat dari rajutan tali atau jaring dan diikat secara terentang pada pohon sehingga mampu menahan beban orang yang duduk atau bahkan tiduran di atasnya.
Kepala Desa Barabali, Kecamatan Batukliang Loteng, Lalu Ali Junaidi membenarkan, bahwa pihaknya kembali memberikan terobosan baru untuk pengembangan wisata Penimpoh ini.
“Selain kami melengkapi dengan perahu kano. Kami juga lengkapi fasilitas hammock di wisata Penimpoh ini, ” katanya dengan tegas kemarin.
Ia menegaskan, wisata hammock ini sengaja dibuat oleh desa dengan mengusung konsep berbeda dengan wisata-wisata lain di Lombok Tengah. “Konsepnya wisata alam. Makanya kita bikin yang seperti ini yang berbeda dengan wisata lainya di wilayah Loteng, ” ujarnya.
Ia menjelaskan, ada sebanyak 30 hammock yang disediakan pengelola untuk digunakan para pengunjung. Untuk tarif sendiri dipatok sangat murah sekali. Karena, para pengunjung hanya dikenakan biaya tiket masuk sebesar Rp 5 ribu per orang. Apabila hendak menyewa hammock pengunjung cukup membayar Rp 5 ribu saja.
“Tapi kalau untuk hari libur dan weekend penyewaaan hammock ini dibatas waktu hanya selama 2 jam, karena mengantri dengan pengunjung lain,” ucapnya.
Dengan keberadaan hammock, kunjungan wisatawan ke objek wisata yang baru dibuka beberapa tahun lalu ini sudah marak dikunjungi wisatawan. Mereka berbondong-bondong datang bersama sanak saudara, ada yang bermain hammock dengan berayun-ayun, ada yang piknik menggelar tikar, ada juga yang datang hanya untuk berswafoto.
Saya berharap banyak wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata desa yang dikelolanya. Meski ada sejumlah persoalan, khususnya pengadaan sarana dan prasarana wisatawan, tetapi para petugas di lapangan akan melayani wisatawan dengan sebaik-baiknya, ” ujarnya.
Ia menegaskan, pelibatan masyarakat menjadi kunci sukses pelaksanaan pengelolaan obyek wisata desa ini. Karena warga akan memiliki tanggung jawab untuk menjaga kebersihan, keindahan, keamanan, dan kenyamanan pengunjung.
“Model pengelolaan obyek wisata ini akan menjadi percontohan bagi pengelolaan wisata desa yang akan dikembangkan di wilayah Desa Barabali,” tuturnya.
Ia menegaskan, konsep pengembangan wisata alam taman penimpoh desa ini bisa terbilang akan terbilang menarik kedepanya. Karena wisata alama taman ini sakan di lengkapi banyak fasilitas pendukung lainya. Seperti, mainan bebek di embung, camping ground, spot poto, tempat jualan jajan tradisional dan hammock. Kemudian akan ada taman yang super indah.
“Di sana, pengunjung juga akan disiapkan tempat -tempat nongkrong agar pengunjung bisa bersantai dan bercengkrama menikmati suasana dan udara segar di kawasan areal wisata persawahan,” ungkapnya.
Ia menyatakan, pengerjaan pengembangan wisata saat ini akan dilakukan secara bertahap. Hal itu, karena anggaran dana desa tidak cukup menuntaskan segala pembangunan fasilitasnya wisata setempat.
“Kami ngotot bangun wisata tersebut. Karena kami menilai angat cocok sekali. Sebab lokasinya jauh dari pemukiman dan akan sangat indah sekali karena di kelilingi alam,” ucapnya.
Terlebih lagi nanti jika desa wisata tersebut sudah mulai berjalan, maka PADdes pun akan masuk ke desa sehingga masyakarat bisa berdaya, karena tentunya akan banyak menciptakan lapangan kerja.
“Nanti kalau sudah beroperasi kami akan berikan pengelolaannya ke Bumdes dan pengelolaan wisatanya akan kita atur juga melalui perdes” ungkapnya